Tidak semua orang kenal manfaat kismis. Padahal, selain enak, kismis
kaya kalori, serat, dan mineral. Makanan yang bisa dijadikan camilan
ini, banyak mengandung antioksidan dan serat, serta baik bagi kesehatan
mulut dan gigi.
Kismis (raisin) dibuat dengan cara mengeringkan buah anggur tidak
berbiji, terutama dari jenis Vinifera, seperti Thompson Seedless. Anggur
jenis tersebut selain tidak berbiji, juga memiliki kulit tipis, serta
aroma dan rasa yang sangat manis. Buah tersebut mudah dikeringkan, serta
tidak perlu ditambahkan gula sebagai pengawet. Di California, 95 persen
kismis dibuat dari anggur jenis tersebut.
Proses pengeringan
buah anggur dapat dilakukan secara alami dengan sinar matahari atau
menggunakan oven. Proses pengeringan dilakukan hingga mencapai kadar air
15–18 g dan kadar gula 68–70 g per 100 g kismis. Kismis yang baik
memiliki warna cokelat kehitaman atau keemasan.
Lindungi Jantung
Penelitian
Christine D. Wu dari Universitas Illinois di Chicago, AS, menunjukkan
bahwa kismis mengandung senyawa yang dapat melawan bakteri penyebab
kerusakan gigi dan gusi.
Senyawa yang dimaksud adalah antioksidan
alami yang berupa oleanolic acid, oleanolic aldehyde, betulin, betulinic
acid, dan 5-(hydroxymethyl)-2-furfural.
Oleanolic acid mampu
menghambat pertumbuhan dua spesies bakteri penghuni mulut, yaitu
Streptococcus mutans penyebab timbulnya plak dan kerusakan gigi, serta
Porphyromonas gingivalis, penyebab penyakit periodontal. Senyawa
tersebut efektif melawan bakteri pada konsentrasi 200 hingga 1.000
mikrogram per mililiter.
Anggapan masyarakat yang menyatakan
bahwa makanan yang bersifat lengket di gigi adalah merugikan, tidaklah
selalu benar. Kismis walaupun mengandung gula dan bersifat lengket di
gigi, ternyata memiliki kemampuan untuk menghalau pertumbuhan mikroba
perusak gigi dan gusi.
Ditinjau dari sudut pandang tersebut,
mengonsumsi kismis jauh lebih baik dibandingkan permen. Belum lagi jika
ditinjau dari kandungan gizi kismis yang jauh lebih unggul daripada
permen.
Penelitian Carl L. Keen dari Universitas California-Davis
menunjukkan, konsumsi kismis setiap hari selama 4 minggu meningkatkan
kapasitas antioksidan plasma, yang pada gilirannya menurunkan laju
oksidasi LDL (kolesterol jahat). Penghambatan laju oksidasi LDL
bermanfaat untuk peningkatan kesehatan kardiovaskular dan mencegah
berbagai penyakit degeneratif.
Sementara itu, penelitian Andrew
J. Dannenberg dari Weill Medical College-Cornell University pada hewan
percobaan menunjukkan, catechin (salah satu jenis fenolik yang bersifat
sebagai antioksidan) pada kismis dapat mengurangi terbentuknya tumor
hingga 70 persen.
Antioksidan dapat melindungi sel dari kerusakan
oksidatif, sehingga menghambat proses penuaan, baik pada tubuh maupun
otak. Antioksidan juga penting untuk melindungi kolesterol dan lemak
darah dari proses oksidasi.
Lemak teroksidasi yang terdapat di
dalam darah akan menumpuk pada dinding arteri menyebabkan penyempitan
(aterosklerosis). Penyempitan pembuluh darah tersebut pada gilirannya
dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, stroke, dan hipertensi.
Bersihkan Usus
Kadar
serat pangan pada 100 g kismis adalah 5,3 g. Penelitian Mary Ellen
Camire dari Universitas Maine menunjukkan, serat pangan pada kismis
dapat mengikat asam empedu dan membuangnya ke luar tubuh melalui proses
buang air besar. Asam empedu adalah hasil akhir dari proses metabolisme
kolesterol. Dengan semakin banyaknya asam empedu yang terbuang, semakin
banyak pula kolesterol yang akan terurai untuk pembentukan kembali asam
empedu.
Mekanisme tersebut dengan sendirinya akan menurunkan
kadar kolesterol secara perlahan-lahan. Penurunan kolesterol darah
bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung koroner dan kanker. Kismis
juga mengandung inulin, yaitu sejenis karbohidrat berserat. Selain pada
kismis, inulin juga terdapat pada bawang merah, bawang putih, dan
gandum. Inulin tidak dapat dicerna di dalam usus kecil, sehingga menuju
ke usus besar (kolon) dalam keadaan utuh.
Di dalam kolon, inulin
difermentasi oleh sejumlah mikroflora menghasilkan senyawa yang
mendorong pertumbuhan mikroflora baik (seperti Lactobacillus dan
Bifidobacteria) dan menekan pertumbuhan mikroflora “jahat” (seperti
Escherichia coli dan Staphylococcus).
Setiap 1/2 cangkir kismis
california mengandung 1,5 gram inulin yang berperan sebagai prebiotik
(perangsang pertumbuhan bakteri baik), penurun kadar kolesterol,
peningkat sistem imun (kekebalan tubuh), serta pemelihara kesehatan
usus, terutama usus besar. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa inulin
merupakan prebiotik yang baik, yang antara lain memiliki fungsi untuk
meningkatkan efisiensi penyerapan kalsium dan mencegah osteoporosis.
Kombinasi
serat pangan dan asam tartarat pada kismis sangat bermanfaat untuk
pemeliharaan fungsi dan kesehatan kolon. Asam tartarat banyak terdapat
pada kismis, buah anggur, dan buah asam jawa (tamarind).
Penelitian
Gene A. Spiller menunjukkan bahwa konsumsi satu cangkir kismis setiap
hari dapat meningkatkan keasaman kolon dan menurunkan waktu transit sisa
makanan di dalam kolon. Penurunan waktu transit sisa makanan di dalam
kolon sangat penting untuk mengurangi kesempatan kontak antara senyawa
beracun dengan dinding kolon, sehingga sangat efektif untuk mencegah
terjadinya kanker kolon.
Pengawet Makan Alami
Ekstrak
kismis dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen (penyebab
penyakit) seperti Listeria monocytogenes, Escherichia coli 0157:H7, dan
Staphylococcus aureus. Dengan demikian, penambahan kismis ke dalam
berbagai makanan dapat digunakan sebagai pengawet alami, yaitu
menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan perusak makanan.
Itulah
sebabnya kismis sering dicampurkan ke dalam roti, selain sebagai
pemberi rasa manis juga sebagai pengawet. Penambahan kismis ke dalam
makanan berbasiskan daging (kornet dan sosis) dapat mengurangi
penggunaan nitrat. Penambahan nitrat ke dalam daging dimaksudkan untuk
mempertahankan warna merah, sekaligus sebagai pengawet daging.
Di
dalam tubuh, nitrat atau nitrit dapat berikatan dengan senyawa amin
(dari protein) membentuk nitrosamin, suatu senyawa yang bersifat
karsionogenik (menyebabkan kanker). Penambahan kismis ke dalam berbagai
resep makanan, selain memberikan cita rasa yang khas juga bersifat
mengawetkan. Alasan tersebut yang menyebabkan belakangan ini banyak
resep makanan yang dibuat dengan menambahkan kismis ke dalamnya.
Apa sajakah manfaat kismis?
• Konstipasi/sembelit: Kismis kaya akan serat yang bisa membantu pencernaan.
•
Menambah berat badan: Seperti buah kering lainnya, kismis sarat akan
fruktosa dan glukosa dan memberi banyak energi bagi tubuh. Jadi kismis
selain baik untuk mereka yang ingin tubuh ideal (karena meningkatkan
energi untuk berolahraga) juga cocok untuk meningkatkan berat badan
tanpa menambah kolesterol dengan kandungan gulanya.
• Anemia:
Kismis mengandung zat besi yang cukup untuk membantu perawatan anemia.
Selain itu dalam kismis juga terdapat banyak vitamin B kompleks yang
berguna untuk pembentukan darah.
• Demam: Phenolic Phytonutrients, dikenal karena memiliki fungsi sebagai pembunuh kuman, antibiotik dan
antioksidan,
banyak ditemui di kismis. Saat demam, Phenolic Phytonutrients akan
membantu menyembuhkannya dengan melawan infeksi bakteri.
•
Gangguan Seksual: Kismis juga dikenap dapat meningkatkan libido dan
meningkatkan rangsangan. Ini dikarenakan kandungan asamamino bernama
Arginine yang ada didalamnya. Bagi pria yang memiliki gangguan fungsi
seksual sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi kismis secara regular.
•
Kesehatan Tulang: Selain menyimpan kalsium yang baik untuk tulang,
kismis juga banyak memiliki Boron, nutrisi mikro yang sangat dibutuhkan
untuk pembentukan tulang dan penyerapan kalsium.
• Kesehatan
Mata: Kismis mengandung polyphenolic phytonutrients yang memiliki fungsi
antioksidan dan baik untuk kesehatan dan kerusakan mata. Selain itu
kismis juga mengandung banyak vitamin A, A-Beta Karotin dan A-Karotin.
•
Perawatan Gigi: Asam Oleanolic, salah satu dari phytochemicals yang ada
pada kismis memegang peranan penting dalam melindungi gigi dari
pembusukan, karang gigi, dan sebagainya.
• Manfaat Lain:
Catechin, salah satu dari antioksidan pada kismis, sangat berguna dalam
pencegahan tumor dan kanker kolon serta menjaga kesehatan jantung kita.