Chat

About

Kami berupaya memberikan yang terbaik untuk Anda, semoga bermanfaat Menguak sisi kebaikan menepis keburukan
Home » » 10 Golongan yang Tidak Masuk Surga

10 Golongan yang Tidak Masuk Surga

10 Golongan yang Tidak Masuk Surga

by رمضانوس الغفاري on Saturday, May 22, 2010 at 2:08pm
Ibnu Abas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Ada sepuluh golongan dari
umatku yang tidak akan masuk surga, kecuali bagi yang bertobat. Mereka itu adalahal-qalla’,
al-jayyuf, al-qattat, ad-daibub, ad-dayyus, shahibul arthabah, shahibul qubah, al-’utul, az-
zanim, dan al-’aq li walidaih.
Selanjutnya Rasulullah saw. ditanya, “Ya Rasulullah, siapakahal-qalla’ itu?” Beliau menjawab,
“Orang yang suka mondar-mandir kepada penguasa untuk memberikan laporan batil dan palsu.”
Rasulullah saw. ditanya, “Siapakahal- jayyuf itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka
menggali kuburan untuk mencuri kain kafan dan sebagainya.”
Beliau ditanya lagi, “Siapakahal-qattat itu?” Beliau menjawab, “Orang yang suka mengadu

domba.”
Beliau ditanya, “Siapakah ad-daibub itu?” Beliau menjawab, “Germo.”
Rasulullah saw. ditanya, “Siapakahad-dayyus itu?” Beliau menjawab, “Dayyus adalah laki-laki
yang tidak punya rasa cemburu terhadap istrinya, anak perempuannya, dan saudara
perempuannya.”
Rasulullah saw. ditanya lagi, “Siapakah shahibul arthabah itu?” Beliau menjawab, “Penabuh
gendang besar.”
Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah shahibul qubah itu?” Beliau menjawab, “Penabuh gendang
kecil.”

Rasulullah saw. ditanya, “Siapakahal- ’utul itu?” Beliau menjawab, “Orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf atas dosa yang dilakukannya, dan tidak mau menerima alasan orang lain.”

Rasulullah saw. ditanya, “Siapakahaz -z anim itu?” Beliau menjawab, “Orang yang dilahirkan
dari hasil perzinaan yang suka duduk-duduk di tepi jalan guna menggunjing orang lain. Adapun
al-’aq, kalian sudah tahu semua maksudnya (yakni orang yang durhaka kepada kedua orang
tuanya).”

Mu’adz bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan engkau
tentang ayat ini: yauma yunfakhu fiish-shuuri fata’tuuna afwaajaa, yaitu hari (yang pada waktu
itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok-kelompok?” (An-Naba’: 18)
“Wahai Mu’adz, engkau bertanya tentang sesuatu yang besar,” jawab Rasulullah saw. Kedua
mata beliau yang mulia pun mencucurkan air mata. Beliau melanjutkan sabdanya.

“Ada sepuluh golongan dari umatku yang akan dikumpulkan pada Hari Kiamat nanti dalam
keadaan yang berbeda-beda. Allah memisahkan mereka dari jama’ah kaum muslimin dan akan
menampakkan bentuk rupa mereka (sesuai dengan amaliyahnya di dunia). Di antara mereka ada
yang berwujud kera; ada yang berwujud babi; ada yang berjalan berjungkir-balik dengan muka
terseret-seret; ada yang buta kedua matanya, ada yang tuli, bisu, lagi tidak tahu apa-apa; ada
yang memamah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada dan mengalir nanah dari
mulutnya sehingga jama’ah kaum muslimin merasa amat jijik terhadapnya; ada yang tangan dan
kakinya dalam keadaan terpotong; ada yang disalib di atas batangan besi panas; ada yang aroma
tubuhnya lebih busuk daripada bangkai; dan ada yang berselimutkan kain yang dicelup aspal
mendidih.”

“Mereka yang berwajah kera adalah orang-orang yang ketika di dunia suka mengadu domba di
antara manusia. Yang berwujud babi adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan barang
haram dan bekerja dengan cara yang haram, seperti cukai dan uang suap.”

“Yang berjalan jungkir-balik adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan riba. Yang buta adalah orang-orang yang ketika di dunia suka berbuat zhalim dalam memutuskan hukum. Yang tuli dan bisu adalah orang-orang yang ketika di dunia suka ujub (menyombongkan diri) dengan amalnya.”

“Yang memamah lidahnya adalah ulama dan pemberi fatwa yang ucapannya bertolak-belakang dengan amal perbuatannya. Yang terpotong tangan dan kakinya adalah orang-orang yang ketika di dunia suka menyakiti tetangganya.”

“Yang disalib di batangan besi panas adalah orang yang suka mengadukan orang lain kepada
penguasa dengan pengaduan batil dan palsu. Yang tubuhnya berbau busuk melebihi bangkai
adalah orang yang suka bersenang-senang dengan menuruti semua syahwat dan kemauan mereka
tanpa mau menunaikan hak Allah yang ada pada harta mereka.”
“Adapun orang yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih adalah orang yang suka
takabur dan membanggakan diri.” (HR. Qurthubi)
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS